
Agus Harimurti Yudhoyono atau sering disebut “AHY” politisi muda berbakat yang kini memimpin partai Demokrat. Sebuah partai yang pernah memenangi pemilu di Era Reformasi. Dibalik cemerlangnya karir politik ada hal unik yang terjadi yakni berkali-kali gagal menjadi cawapres. Padahal dilihat dari elektabilitas maupun profil AHY sangat bisa diunggulkan.
AHY tampak tak bertaji jelang pemilu dibuktikan dalam dua pemilu terakhir dimana diujung penetapan dia gagal menjadi cawapres. Banyak yang bilang masih terlalu muda, minim pengalaman bahkan ada yang mengatakan AHY terlalu bersih untuk menjadi pejabat tinggi sehingga dihindari. Inilah PR yang harus dipecahkan dengan tim secara baik dan efektif.
Padahal secara pendukung baik partai maupun relawan AHY cukup mumpuni. Sebut saja ada Serdadu AHY, AHY Perjuangan, atau AHY Untuk NKRI mereka menamai dirinya. Belum lagi mesin partai Demokrat yang nampak sangat kompak dibawah komandonya.
- Baca Juga : Ketika Pers Sulit Untuk Independent
Maka jika AHY ingin menjadi Capres ataupun Cawapres mungkin hanya dengan demokrat memperoleh 12% lebih suara lah hal itu baru bisa terjadi. Perlu perjuangan keras karena suka tidak suka biaya politik di Indonesia mahal dan iklimnya keras. Tantangan tersebut besat tapi bukan tidak mungkin untuk AHY dan Demokrat.
Untuk pemilu kali ini akhirnya AHY beserta partai memilih bergabung bersama Prabowo. Banyak yang menilai bahwa ini adalah jalan yang tepat namun tak sedikit yang mengkritiknya. Benar dan berhasilkah AHY kedepan dalam dunia politik mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya.