Ambarawa sebuah kota kecil yang penuh sejarah dimana pertempuran ikonik semasa kemerdekaan terjadi di sini. Dahulu kota ini adalah ibukota kabupaten Semarang yang kini berpindah ke Ungaran. Uniknya dengan dicabutnya sebagai ibukota kabupaten tak lantas menyurutkan geliat ekonomi bahkan yang terjadi sebaliknya.
Hal ini didukung oleh kebangkitan pariwisata di kabupaten Semarang. Sebut saja Berbagai wisata Bandungan, Eling Bening, Saloka, Kampung rawa, Museum Kereta api, Dusun semilir, Palagan dan lainnya meski beda kecamatan tapi berada dalam lingkup yang tak terlalu jauh. Hasilnya membentuk kawasan emas ekonomi yang baik, karena wisata di kabupaten Semarang terkenal untuk kalangan menengah keatas.
Akses yang baik pun telah tersedia, seperti Tol Bawen – Solo memungkinkan ke kota besar secara cepat sehingga kawasan ini terutama Ambarawa yang telah punya dasar ekonomi menjadi Kota bisnis dan wisata. Banyak brand mulai merambah ke Ambarawa menjadikannya selayaknya kota madya. Mulai dari bank, toserba, kuliner terkemuka membuka gerai.
Untuk kawasan yang menjadi idola ialah daerah jalan Jendral Sudirman sebagai pusat kota dan jalan pemuda yang kini jadi pusat bisnis. Belum lagi didaerah Jalan Lingkar Ambarawa sebuah perusahaan terbuka berkode SWID yang cukup terkemuka. Mulai membuat perumahan mewah permeter sekitar 10 juta rupiah dikarenakan kemudahan akses dan keindahan dari alam sekitar.
Akhirnya ini semua membuat Ambarawa berubah menjadi kawasan bisnis dan wisata. Bahkan beberapa pihak berpikiran seharusnya kota Ambarawa berubah jadi Kota Madya. Karena Ambarawa mungkin adalah bukti bahwa pembangunan di kabupaten cukup berhasil dilakukan.