Tahun ini jelas nampak daya beli masyarakat saat ini sedang tidak baik-baik saja, hal itu terlihat dari gerak roda ekonomi di kalangan masyarakat bawah. Misalnya terlihat pada pasar tradisional yang kian lama kian sepi pembeli.
Sepinya pengunjung yang datang juga senada dengan penjualan yang ada. Pedagang di beberapa daerah seperti pasar Projo Ambarawa dan Pasar Salatiga mengungkapkan bahwa terjadi penurunan penjualan setidaknya dibanding awal tahun ini. Para pedagang mengaku bingung karena yang dijualnya merupakan bahan pokok penting seperti minyak goreng, telur hingga beras.
Pedagang lain yang juga berada di pasar yang sama mengungkapkan bahwa dirinya berupaya untuk tetap bertahan di situasi saat ini, caranya dengan menipiskan keuntungan. Meski tidak mendapatkan untung yang cukup besar, namun hal itu diyakini bisa membuat pembeli bertahan untuk menjadi langganan.
- Baca Juga : Perwakilan DPR Buka Peluang Revisi UU Kehakiman
Sebagai catatan deflasi berturut-turut selama tahun 2024 ini tercatat BPS. Pertama kali terjadi pada bulan mei, sebesar 0,03% bulan ke bulan. Lalu semakin dalam di juni yang menyentuh 0.08% dan makin meningkat lagi pada bulan juli yaitu 0,18%.
Defllasi terdalam 0,92% month to month terjadi di Papua Barat. Sementara ituĀ inflasiĀ tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,56% bulan ke bulan.