Kasus penembakan anggota FPI dan terakhir penembakan Dokter di solo menyita banyak perhatian masyarakat. Hal ini memicu banyak perdebatan yang cukup ramai. Berkaca dari dua kasus ini maka sebaiknya polri dan pemerintah segera membuat trobosan agar kepercayaan masyarakat pada penegakan hukum tetap tinggi.
Salah satu solusinya ialah wajib pemakaian Body Camera “Bodycam” pada aparat saat bertugas di masyarakat. Hal ini untuk menjadikan aparat mempunyai bukti atas tindakannya. Sehingga masyarakat memiliki kepercayaan pada penegak hukum. Karena harus dipahami ketidakpercayaan pada penegakan hukum akan berakhibat sangat fatal.
Ramainya pembahasan FPI dan terakhir penembakan Dokter sebenarnya dikarenakan kekhawatiran masyarakat. Yakni bila penembakan diluar hukum sering terjadi maka ini juga bisa saja menimpa pada siapa saja orangnya.
Masyarakat takut dilain waktu mereka yang tidak bersalah juga akan terkena. Karena pemberantasan teror seharusnya tidak menimbulkan hal yang bersifat teror. Pemberantasan kejahatan seharusnya tidak menyebakan suatu kejahatan.
Perlu dipahami bukan karena masyakat “pro terorisme” atau terbius tampilan teroris pembahasan kedua kasus tersebut ramai, karena sebenarnya masyarakat sangat pro pemberantasan terorisme. Tapi lebih di ketakutan masyarakat terutama setelah kasus FPI, dimana oknum polisi oleh komnas HAM terbukti ada dugaan kesalahan.
Inilah yang harus dicarikan solusi seperti ide Bodycam serta diberiakn penjelasan kronologi yang masuk akal. Tentunya hal tersebut agar “ketidakpercayaan” masyarakat pada penegakan hukum dapat dikurangi atau bahkah bisa dihilangkan sama sekali.