
Akademisi Rocky Gerung menyesal karena kritikannya yang diduga bernada hinaan kepada Presiden Joko Widodo menimbulkan perselisihan serta pro dan kontra di publik. Kata yang dimaksud adalah kata bajingan yang ditujukan pada sang presiden. Bajingan sendiri adalah seseorang yang menjadi pemegang kendali sapi pada kendaraan cikar atau gerobak sapi, walau kadang disalah artikan.
“Jadi sekali lagi, saya menyesalkan bahwa persoalan hukum yang dari awal saya katakan ini adalah kritik saya terhadap Presiden Jokowi yang saya ucapkan dengan sangat tajam, dan biasa saya lakukan itu di mana-mana,” kata Rocky saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2023).
Rocky menyadari bahwa kasus ini akhirnya membuka perselisihan. Perselisihan pun berlanjut dan tanpa arah serta menimbulkan keonaran. Ia pun meminta maaf atas perselisihan yang terjadi. Namun, Rocky tidak ingin berkomentar lebih lanjut mengenai adanya pihak-pihak yang melaporkannya kepada polisi atas kritik tersebut.
“Saya minta maaf terhadap keadaan hari ini yang menyebabkan perselisihan berlanjut tanpa arah. Saya merasa kok ini kenapa enggak bisa diselesaikan secara hukum,” ucap dia.
Meski begitu banyak pihak yang mendukung aksi Rocky Gerung tersebut. Para pendukung berpendapat ekonomi di era Jokowi kacau secara makro. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan GDP yang kecil tapi utang menjadi sekitar 7000 T.
- Baca Juga : RUU Kesehatan 2023 Serta Dampak Bagi Masyarakat
Pertambahan utang yang tinggi, kenaikan pajak di kondisi sulit dan kebijakan yang tidak taat asas hukum. Ketidaktaatan ini seperti Omnibuslaw dibatalkan MK namun palah diganti Perpu oleh Jokowi.
Tak cuma itu kebijakan pemerintah bidang pertambangan juga menjadikan kutukan sumber daya alam layaknya negara Afrika kian mendekat ke Indonesia. Hal itulah menjadi sebab pendukung Rocky Gerung menyatakan Jokowi sebagai pemegang kendali kebijakan negara dinilai layak mendapat kritikan.