
Dalam teori generasi yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, ada 5 generasi manusia berdasarkan tahun kelahirannya. Mereka berada dikeadaan yang berbeda satu sama lainnya. Generasi tersebut yaitu:
- Pertama Generasi Baby Boomer, lahir 1940-1959.
- Kedua Generasi X, lahir 1960-1979.
- Ketiga Generasi Y, lahir 1980-1994, sering disebut generasi millennial.
- Keempat Generasi Z, lahir 1995-2010 (disebut juga iGeneration, GenerasiNet, Generasi Internet).
- Kelima Generasi Alpha, dimulai dari tahun 2010 (akhir dari generasi masih ambigu dan belum di tentukan).
Kelima generasi tersebut memiliki perbedaan kepribadian yang unik. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas generasi Z yang acap kali disebut generasi pemberontak dan manja. Hal ini dikarenakan generasi Z ini menurut banyak orang mudah mengeluh dan dipandang suka seenaknya sendiri. Apakah benar seperti itu padahal menurut saya sebenarnya tidak seperti itu.
Generasi Z Tidaklah Manja dan Palah Realistis
Sebenarnya gen Z adalah generasi paling realistis saat ini, pemikiran sangat realistis ini didapat dari kemudahan informasi dengan adanya internet. Mereka melihat berbagai informasi yang sulit didapatkan generasi sebelumnya. Selain itu generasi ini harus berjuang keras karena lahan yang semakin sempit dan sumberdaya makin terbatas. Persaingan antar generasi juga menyulitkan gerak mereka terutama dari kalangan menegah kebawah.
Generasi Z ini melihat banyak hal termasuk dimana orang tua mereka bekerja dan membandingkan dengan pekerjaan lainnya. Generasi Z juga mudah bosan, suka berkomunikasi secara langsung dan mencoba hal baru nan fresh. Secara materi gen Z juga cenderung ingin menikmati hasil dari kerja yang dilakukan tidak cuma mengumpulkan.
- Baca Juga : Cara Basic Ilmu Hukum dalam Menilai Kebenaran
Hasilnya banyak pekerjaan yang tidak diminati gen Z, bukan mereka malas namun mereka paham bahwa pekerjaan kasar tidak membawa hasil yang baik. Kini banyak pekerjaan seperti kuli, tukang dan teknisi kasar enggan generasi ini lakukan, mereka paham hasil yang sedikit tidak sebanding dengan pekerjaan.
Selain itu maraknya kalangan sosmed Pamer Kekayaan “Flexing” menjadikan generasi Z cenderung berfokus pada materi. Berbekal informasi mereka menggabungkan dengan pemikirannya yang terpengaruh sosmed dan kenyataan realita. Akhirnya generasi Z cenderung sangat pragmatis atau bisa disebut pragmatis berlebihan.
Tentu hal ini akan membuat perubahan besar yang mungkin tak selalu berujung kebaikan disebabkan pragmatisme berlebihan. Tentu tidak semua Generasi Z seperti itu tapi sebagian besar terlihat jelas pragmatismenya. Pragmatisme sendiri sebenarnya sudah muncul di generasi melenial namun tak separah generasi Z.