
Jelang akhir tahun 2025 ini, masyarakat di Indonesia dihadapkan dengan cuaca panas yang terjadi. Cuaca panas ini membuat sebagian besar masyarakat merasa gerah dan mudah berkeringat.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika “BMKG” mengungkapkan penyebabnya. Disinyalir penyebab cuaca panas yang terjadi bukanlah akibat dari gelombang panas atau heatwave. Fenomena cuaca panas berdasarkan BMKG tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.
Diakui saat ini memang terjadi gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Turut dijelaskan, bahwa kondisi maritim di sekitar Indonesia, dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan, menyebabkan peningkatan gerakan udara.
Hal ini menciptakan efek penyangga atau buffer yang mencegah kenaikan suhu secara ekstrem. Ini karena hujan yang sering terjadi membantu untuk mendinginkan permukaan secara berkala.
Terjadinya suhu panas yang dirasakan saat ini karena pemanasan permukaan akibat berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan. Fenomena ini umum terjadi pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba.